Senin, 30 April 2012

Bioskop Jadul



Terkadang mengenang masa lalu merupakan obat stress yang mujarab.  Seperti apa yg saya lakukan kali ini, menyusuri salah satu sisi lama kota Klaten yang telah tergerus zaman menyisakan bangunan tua yang dulunya merupakan salah satu puast interaksi social di era 90 an. Barangkali hanya segelintir orang yang masih ingat tentang bangunan ini, dulunya adalah bekas bioskop sebelum beralih fungsi menjadi tempat jualan barang bekas.
Berdasarkan sejarah Perfileman Indonesia sempat mengalami kejayaan di negeri sendiri pada tahun 1980 dan merajai bioskop lokal berkat campur tangan pemerintah melalui cara2 reprensif kepada para importir film untuk turut memajukan perfileman Indonesia. Salah satunya mengharuskan importir untuk memproduksi film, kalo tidak ia diwajibkan mengimpor melalui KIF, dan cara ini efektif menjadikan film nasional bersaing dengan film impor utk memperebutan tempat terbaik. Sehingga di Era tersebut terdapat tiga kelas bioskop untuk jalur pengedaran film di Indonesia, yaitu Bioskop kelas atas, menegah dan bawah.
Setidaknya di kota ini terdapat 3 bioskop lokal di waktu itu, yaitu bioskop Chandra sedangkan  di sebelah utaranya terdapat bioskop ramayana dan yag terahkir adalah bioskop rita. Kalo tidak salah untuk satu karcis bertarif Rp3000,- tentu saja fasilitas yg ada berbeda jauh dengan bioskop 21, bau pesing dan banyak kecoa adalah hal yang wajar. Akan tetapi di akhir era 90an satu persatu bioskop ini mulai tutup di karenakan mulai sepinya pengunjung ditambah mahalnya ongkos operasional di karenakan krisis moniter