“di sana juga ada angkringan, tapi tak senikmat di
kampung..apa karna yang jual bukan orang bayat ya..hahahahha” itulah sepengal
kalimat yg di ucapkan teman saya ketika
pulang kampung, barangkali peribahasa “lain ladang lain belalang, lain tempat
lain adat” itu berlaku. Tidak hanya sekedar menikmati minuman teh
jahe yang wangi,panas, sepet dan menghangatkan akan tetapi warung
angkringan telah menjadi kultur kehidupan masyarakat yang mampu menembus
sekat-sekat antar golongan masyarakat , serta menjadi media bersilahturahmi bersama
teman-teman untuk mempererat komunitas dan menemukan kehangatan berkumpul
bersama. Seperti halnya menikmati kopi,
untuk menemukan sensasi teh di angkringan juga ada caranya tersendiri. Mintalah
teh jahe berikut daun tehnya (tdk di saring) dan jangan diaduk karna si penjual
biasanya memasukkan gula melebihi takaran dan tentunya akan menyebabkan rasa
manis berlebihan, biarkan panas teh mengaduk dengan sendirinya secara perlahan
sehingga teh jahe menjadi kental, anda pun dapat menuangkan air panas hingga
beberapa kali atau biasanya saya menyebutnya
jok dan akan terasa lebih menyenagkan bila qita menikmatinya bersama teman atau seseorang yang kita sayangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar