Jumat, 22 Juni 2012

ANGKRINGAN

 “di sana juga ada angkringan, tapi tak senikmat di kampung..apa karna yang jual bukan orang bayat ya..hahahahha” itulah sepengal kalimat yg di ucapkan  teman saya ketika pulang kampung, barangkali peribahasa “lain ladang lain belalang, lain tempat lain adat” itu berlaku. Tidak hanya sekedar menikmati minuman  teh  jahe yang wangi,panas, sepet dan menghangatkan akan tetapi warung angkringan telah menjadi kultur kehidupan masyarakat yang mampu menembus sekat-sekat antar golongan masyarakat ,  serta menjadi media bersilahturahmi bersama teman-teman untuk mempererat komunitas dan menemukan kehangatan berkumpul bersama. Seperti  halnya menikmati kopi, untuk menemukan sensasi teh di angkringan juga ada caranya tersendiri. Mintalah teh jahe berikut daun tehnya (tdk di saring) dan jangan diaduk karna si penjual biasanya memasukkan gula melebihi takaran dan tentunya akan menyebabkan rasa manis berlebihan, biarkan panas teh mengaduk dengan sendirinya secara perlahan sehingga teh jahe menjadi kental, anda pun dapat menuangkan air panas hingga beberapa kali atau biasanya saya menyebutnya jok dan akan terasa lebih menyenagkan bila qita menikmatinya bersama teman atau seseorang yang kita sayangi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar